Jumat, 01 Juni 2012

Mengenal komponen dan merangkai periferal komputer


Mengenal Komponen dan Merangkai Periferal Komputer

Istilah Komputer berasal dari kata ” to compute”  atau “computare” (Bhs.Latin) yang berarti menghitung.
Secara umum, Komputer dapat didefinisikan sebagai sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk memanipulasi data secara cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisir supaya secara otomatis dapat menerima dan memproses serta menyimpan  untuk dapat dilihat hasilnya. (Input, processing,storage dan output)
Berikut ini adalah beberapa contoh komponen perangkat keras komputer.
Input Device (perangkat masukan) adalah prangkat yang berfungsi memasukkan data ke dalam Komputer.
Processor (pemroses) adalah perangkat yang befungsi memproses data masukan
Sorage Device (perangkat penyimpanan) adalah perangkat yang menyimpan semua data masukan yang telah diproses.
Output Device (Perangkat keluaran) adalah perangkat yangbberfungsi untuk
menampilkan hasil dari masukan yang telah diproses.
Keterangan :
1. Port power supply kabel power listrik
2.
Port ps/2 mouse
3.
port ps/2 keyboard
4.
port USB
5.
port serial
6.
port parallel
7.
port video (monitor)
8.
port parallel
9.
port network
10.
port sound card (line in, out, mic)
11.
port serial
12.
port modem line telepon
ragam-port-cpu
ragam-port-cpu

AUDIO adalah....


PENGERTIAN AUDIO

Audio Dalam sistem komunikasi bercirikan video, sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa digunakan untuk menerangkan sistem-sistem yang berkaitan dengan proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan/penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier dan lainnya.
MACAM-MACAM AUDIO
Audiovisual Perangkat soundsistem yang dilengkapi dengan penampilan gambar, biasanya digunakan untuk presentasi, home theater, dsb.
Audio Streaming istilah yang dipergunakan untuk mendengarkan siaran secara live melalui Internet. Berbeda dengan cara lain, yakni men-download file dan menjalankannya di komputer kita bila download-nya sudah selesai, dengan streaming kita dapat mendengarnya langsung tanpa perlu mendownload file-nya sekaligus. Ada bermacam-macam audio streaming, misalnya Winamp (mp3), RealAudio (ram) dan liquid radio.
Audio response Suara yang dihasilkan oleh komputer.Output pembicaraan yang dihasilkan komputer untuk menanggapi input jenis khusus, misalnya permintaan nomor telepon.
Audio Oscillator Merupakan produk dari perusahaan Hewlett Packard yang pertama. Produk ini digunakan oleh Walt Disney Studios dalam pembuatan filmnya yang berjudul Fantasia.
Audio Modem Riser Sebuah kartu plug-in untuk motherboard Intel yang memuat sirkuit audio dan atau sirkuit modem. AMR memuat fungsi-fungsi analog (kode-kode) yang dipelukan untuk operasi modem dan atau audio.

APA ITU MEDIA AUDIO....??



Pengertian Media Audio


Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja.
Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media Audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. 
Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar - mengajar 

Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi

Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya. 
4
II. 2. Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
 Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
 Mengikuti pengarahan.
 Melatih daya analisis.
 Menentukan arti dan konteks.
 Memilah informasi dan gagasan.
 Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.

Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan. 
Selain itu juga Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam : 
 Pengajaran musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
 Pengajaran Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
 Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
 Paket – paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.

II. 3. Manfaat Media Audio
Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan tentang manfaat (sisi positif) dari media audio. Sebagaimana media Radio, media audio juga merupakan media pembelajaran yang sifatnya searah, sehingga jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik tidak bisa langsung bertanya. 



5
Namun demikian, karena sifatnya rekaman, maka jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik dapat memutarnya kembali secara berulang-ulang di mana saja dan kapan saja, sampai akhirnya peserta didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi yang sedang mereka pelajari. 

Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 
- Materi yang ada di progam Audio maupun Radio hendaknya mampu memotivasi agar peserta didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal ini unsur menghibur perlu diperhatikan tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan senang mendengarkannya sampai program selesai.
- Adanya jadwal atau acara tatap muka, yaitu pertemuan antara pendidik dengan peserta didiknya guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam mempelajari materi pembelajaran yang dikemas dalam Media Audio. 


II. 4. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio
II. 4. 1. Kelebihan Media Audio
Kelebihan Media Audio , Sadiman ( 2005 : 50 ) , adalah :
 Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
 Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
 Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
 Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya. 
 Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan bahasa.





6
Kelebihan lainnya dari Media Audio, Sadiman ( 2005 : 51 ) , yaitu :
 Dapat menggantikan Guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar tergantikan. 
 Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat Guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
 Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
 Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Kelebihan Media Audio, Arsyad ( 2003 : 45 ) , adalah :
 Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah 
dijangkau oleh masyarakat.
 Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan 
dapat berada ditempat secara bersamaan.
 Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
 Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
 Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah. 

II. 4. 2 Kekurangan Media Audio
Kekurangan Media Audio, Arsyad( 2003 : 46 ) , adalah :
• Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah – tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka – angka penentuan putaran.
• Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.



7
Sedangkan menurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio dalam dunia pengajaran memiliki kekurangan antara lain :
• Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, 
sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
• Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
• Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan pembendaharaan kata – kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
• Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah 
mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
• Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa maka akan terjadi kesalah pahaman.

II. 5. Pengenalan Beberapa Media Audio

1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa – peristiwa penting dan baru, masalah – masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar.

1.1 Kekurangan media radio:
• Hanya selintas
• Hanya mengandalkan suara
• Tidak dapat diulang
• Cenderung satu arah


8

1.2 Kekuatan media radio:
• Personal
• Cepat
• Jangkauan luas
• Imajinatif
• Sederhana
• Murah dan mudah
• Siaran langsung

2. Kaset – Audio
Disini khusus membahas kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Memiliki keuntungan yaitu merupakan media yang ekonomis dan praktis, karena biaya pengadaan dan perawatan sangat murah dan mudah didapatkan.

3. Alat perekam magnetic
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu alat elektronik yang mampu merekam suara secara manual dan merupakan salah satu media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Macam – macam alat penyimpanan File Audio antara lain :
• Piringan Hitam (PH). 
Alat penyimpan file audio ( modern ) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam. Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah Gramophone. 





9

• Kaset 
Kaset adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman. 

• CD dan DVD 
CD ( Compact Disc ) dan juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah sebuah media
penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD player. 

• (MP3) 
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer. 

• Audio Digital (WAV) 
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod. 




10

iPod merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle Computer. Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune. 

II. 6. Prosedur Pembuatan Media Audio
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut, yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi
Tahapan prosedur pembuatan Media Audio Pembelajaran :
1. Pra Produksi
Kegiatan-kegitan yang dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
a. Telaah Kurikulum 
- Mengapa harus dilakukan telaah kurikulum? 
- Siapa yang melakukan telaah kurikulum?

Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran. 
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh guru SMP, dan seterusnya.

11

Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. 
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
b. Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll. 
Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.

2. Produksi 
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan mixing, preview, pembuatan master (mastering).


12
a. Team Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja bersama(team work), kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu :
1. Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan 
artistik dari sebuah produksi.
2. Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3. Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
4. Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan 
naskah.
5. Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing 
tutur ( dialog / drama ) dengan musik dan sound effect yang diperlukan 
sesuai naskah.

•b. Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c. Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.


13

d. Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e. Rekaman(Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
f. Editing dan Mixing
Editing: maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo.
Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
g. Preview 
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview. 


14

h. Pembuatan Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.

II. 7. Cara Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok yang 
Harus diperhatikan yaitu : mikrofon, alat perekam (recorder ), alat pemutar hasil rekaman ( player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan, Rivai ( 2005 : 152 ).

Langkah–langkah untuk mempersiapkan Media Audio, Arsyad (2003:46 ) adalah :
a) Mempersiapkan diri
b) Mempersiapkan kesiapan siswa 
c) Mendiskusikan membahas materi program audio.
d) Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.

Sedangkan menurut, Sudjana ( 2005 : 130 ) langkah – langkah yang harus 
dipersiapkan dalam menggunakan media audio meliputi tiga hal, yaitu :

a) Langkah persiapan meliputi : persiapan dalam merencanakan, 
memberikan pengarahan terhadap siswa mengenai ide – ide yang sulit, 
menentukan sasaran dan periksa peralatan. 
b) Langkah penyajian meliputi : menyajikan waktu yang tepat, mengatur
situasi ruangan, berikan motivasi untuk siswa.
c) Tindak lanjut.


15

Teknik penggunaan rekaman menurut, Hamalik ( 1994 : 103 ) antara lain :

a) Kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan rekaman secara aktif
b) Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut
c) Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman 
dalam belajar.
d) Kegiatan lanjutan.

Teknik dalam perekaman radio pendidikan, Sudjana ( 2005: 139 ), mengusulkan hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a) Pilih subjek atau tema yang menarik dan mengundang perhatian mereka.
b) Tentukan garis- garis besar cerita atau membuat synopsis.
c) Tentukan pemain, pelaku, penangungjawab dan sebagainya.
d) Adakan latihan diluar studio untuk melatih penjiwaan mereka.
e) Pilih sound effect yang sesuai, kemudian coba rekam dan adakan revisi.

TEKNIK PEMOTRETAN



MEMOTRET SUBJEK DENGAN TEKNIK PEMOTRETAN
  1. 1. RUANG TAJAM
Ruang tajam atau depth of field adalah jarak antara objek yang terdekat dengan jarak terjauh yang nampak tajam (fokus) dalam gambar. Dalam buku lain juga dijelaskan pengertian ruang tajam, yaitu: jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian semakin ke belakang semakin kabur gambar pohonnya.
Ketajaman ruang suatu gambar foto sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu:
  • Diafragma atau bukaan lensa (lens aperture). Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar ruang tajam atau depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh atau besar akan menghasilkan depth of field yang sangat sempit.
  • Jarak fokus lensa atau focal length. Semakin panjang focal length, semakin sempit ruang tajamnya.
  • Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit ruang tajam yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh jarak pemotretannya, maka ruang tajamnya akan semakin luas.
1.1       Ruang Tajam Sempit
Teknik ruang tajam sempit biasanya digunakan jika kita menginginkan subjek yang kita foto terfokus tajam sedangkan latar belakang dari subjek tersebut tidak tajam atau kabur. Untuk mendapatkan hasil seperti itu kita bisa mengubah diafragma kamera yang kecil menjadi besar, atau angka ‘f’ nya kecil. Selain itu kita juga dapat mendekatkan kamera ke arah subjek foto.
1.2       Ruang Tajam Luas
Teknik ruang tajam luas biasanya digunakan jika kita menginginkan suatu foto yang subjek utama dan latar belakangnya tetap terlihat jelas. Untuk mendapatkan hasil foto seperti itu, maka kita dapat mengatur bukaan diafragma kamera yang besar menjadi kecil, atau angka ‘f’ nya besar. Kita juga dapat menjauhkan kamera dari subjek foto.
  1. 2. PENCAHAYAAN
Pencahayaan adalah mencahayai film dengan pengontrolan diafragma dan kecepatan rana. Pencahayaan atau exsposure juga disebut sebagai kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk, intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan mengenai film. Tanpa pencahayaan sebuah foto tidak akan pernah menjadi hasil karya. Fungsi dari pencahayaan adalah untuk memberikan jiwa pada foto.
Dalam mengevaluasi sebuah foto, ada tiga jenis kategori yang dikaitkan dengan pencahayaan, yaitu:
  • Pencahayaan kurang (under exsposure), berarti cahaya yang masuk mengenai film terlalu sedikit, sehingga gambar yang dihasilkan akan gelap.
  • Pencahayaan yang tepat, berarti cahaya yang masuk mengenai film cukup, sehingga akan menghasilkan gambar yang bagus dan menarik.
  • Pencahayaan lebih (over exsposure), berarti cahaya yang masuk mengenai film terlalu banyak, sehingga gambar yang dihasilkan terlalu terang.
2.1       Cahaya Alam (Natural Ligh)
Cahaya alam adalah sumber cahaya utama dalam pemotretan luar ruangan. Sumber dari cahaya alam berasal dari matahari, bintang dan benda-benda lain yang mampu memantulkan cahaya, seperti bulan. Cahaya alam bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat langsung, karena cahaya yang dihasilkan datang langsung dari sumbernya tanpa hambatan dan tanpa dipantulkan. Bersifat tidak langsung, karena cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya terkena hambatan dan pantulan sebelum mengenai objek foto.
2.2       Cahaya Buatan (Artificial Light)
Cahaya buatan adalah cahaya yang dibuat untuk menerangi sebuah objek foto, biasanya cahaya buatan lebih banyak dipakai pada saat pengambilan foto di dalam ruangan. Cahaya buatan dapat dihasilkan oleh peralatan tambahan, yaitu lampu kilat, blitz atau flash.
  1. 3. KOMPOSISI
Komposisi adalah rangkaian elemen gambar dalam suatu ruang/format. Pemilihan komposisi merupakan pilihan pribadi fotografer, mungkin tidak akan pernah ada kamera yang memberi tanda jangan memotret dengan komposisi yang salah (Griand Giwanda, 2002:39). Komposisi juga dapat diartikan sebagai susunan elemen dalam suatu foto, sehingga kehadirannya dapat memperkuat subjek utama dalam foto.
Ada bebrapa hal yang bisa dijadikan panduan bagi seorang fotografer dalam pelaksanaan pemotretan, yaitu:
3.1       Penempatan Subjek
Penempatan subjek dalam gambar sangat penting untuk mendapatkan komposisi yang baik. Pilihlah satu objek yang menjadi pusat perhatian, sedangkan yang lainnya hanya sebagai pendukung dan tidak mengalihkan perhatian mata dari objek utama.
  • Aturan sepertiga (rule of third)
Aturan sepertiga adalah penempatan objek utama/subyek 1/3 bagian dari daerah gambar/frame, bisa disebelah kanan atau kiri daerah gambar, baik horizontal maupun vertikal. Aturan sepertiga ini sering digunakan untuk penempatan objek utama/subyek dalam gambar. Bagi bidang gambar menjadi 1/3 bagian sama besar secara horisontal dan vertikal dengan menarik masing-masing dua garis ke samping dan ke bawah. Kita dapat menempatkan subjek pada titik-titik perpotongan garis tersebut.
Gambar: Aturan sepertiga
  • Diagram irisan emas
Diagram ini menunjukkan bagaimana suatu irisan emas dibentuk. Mula-mula dibuat suatu bujur sangkar, kemudian dari bujur sangkar tersebut ditarik garis tengah yang memotong sisi-sisinya pada titik A dan B. Dari salah satu titik (misalnya titik A), dibuat lingkaran dengan garis tengah AC, memotong sisi bujur sangkar pada D. Selanjutnya dibuat segi empat dengan perluasan bujur sangkar sampai titik D tersebut. Titik C-C adalah irisan emas dan merupakan posisi subjek.
Gambar: Diagram irisan emas
  • Diagram susunan diagonal
Titik A dan B adalah garis diagonal (atau susunan subjek-subjek secara diagonal). Sedangkan perpotongannya, yaitu titik D atau C adalah posisi untuk menempatkan subjek utama.
Gambar: Diagram susunan diagonal
3.2       Garis
Garis merupakan elemen desain gambar tertua. Garis yang penting adalah garis yang membentuk tepi bingkai gambar karena garis ini yang mengisolasi bidang gambar yang direkam dari seluruh adegan. Garis horisontal menimbulkan kesan stabil atau tenang, sedangkan garis vertikal dapat menunjukkan  suatu gerakan.
3.3       Kedalaman
Untuk menambahkan kesan tiga dimensi dalam gambar dua dimensi, diperlukan suatu kedalaman atau perspektif yang akan menimbulkan ilusi jarak. Hal ini dapat dilambangkan dengan garis-garis yang bertambah sempit dari jalan atau rel kereta api, perbedaan ukuran dengan objek yang jauh terlihat lebih kecil daripada objek yang dekat.
3.4       Keseimbangan
Dalam sebuah foto diperlukan keseimbangan visual. Keseimbangan formal dihasilkan jika objek dengan ukuran atau berat visual sama ditempatkan disetiap sisi gambar atau subjek utama berada di pusat gambar. Untuk mendapatkan keseimbangan visual dalam fotogarafi seringkali digunakan keseimbangan nonformal. Misalnya, digunakan dua objek yang lebih kecil untuk mengimbangi sebuah objek yang besar.
3.5       Irama
Suatu komposisi yang baik dapat diperkuat dengan suatu irama yang berbentuk pengulangan garis, tekstur, bentuk, dan warna dalam gambar, seperti pola jendela bangunan, teras sawah, dan gelombang laut. Namun, pola-pola tersebut umumnya tidak akan menghasilkan gambar yang menarik sehingga diperlukan satu pusat perhatian.
3.6       Latar Belakang
Dalam mengambil gambar perlu diperhatikan tentang latar belakang objek utama. Latar belakang yang ramai akan merusak gambar dan mengaburkan fokus terhadap subjek foto.
3.7       Format.
Pada umumnya format foto yang digunakan adalah format horisontal atau landscape dan format vertikal atau portrait. Format horisontal merupakan format yang dinamis karena mata akan bergerak melihat dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Dengan demikian format ini sangat cocok untuk menggambarkan luasnya pandangan, bentang alam, ruang bangunan atau subjek berkarakter lebar. Sedangkan format vertikal mata bergerak dari atas ke bawah atau sebaliknya sehingga kekuatan yang lebih besar bertumpu pada arah vertikal. Format ini sangat cocok untuk menggambarkan ketinggian atau subjek yang menjulang tinggi.
  1. 4. PRAKTEK  PEMOTRETAN
4.1       Cara Memegang Kamera
Memegang kamera yang baik dengan cara tangan kanan memegang kamera bagian kanan, jari teluntuk selalu pada tombol pelepas rana. Sedangkan tangan kiri menyangga kamera dengan jari-jari selalu siap merubah titik fokus, hal ini dilakukan jika menggunakan kamera yang memakai lensa.
Beberapa Posisi Membidik.
  • Posisi Berdiri, kaki kiri agak maju terhadap kaki kanan. Posisi tangan dapat memegang kamera secara horisontal maupun vertikal.
  • Posisi Jongkok, lutut kanan bertumpu pada tanah atau lantai, lutut kiri menekuk membuat sandaran bagi siku kiri.
  • Posisi Tiarap, lakukan posisi seperti orang menembak dengan kedua siku bersandar pada tanah, sehingga kamera pada kening dijaga kestabilannya.
4.2       Pengambilan Sudut Kamera
  1. Bahasa pengambilan gambar
  • Very Long Shot atau Extreme Long Shot (ELS) adalah pengambilan gambar yang mencakup suatu daerah pengambilan gambar yang lebih lebar.
  • Long Shot (LS) atau Full Shot (FS) adalah pengambilan gambar dari jarak yang cukup jauh hingga seluruh subjek dan pemandangan.
  • Medium Long Shot (MLS) adalah pengambilan gambar dari lutut hingga ke atas tubuh manusia.
  • Medium Close Up (MCU) adalah pengambilan gambar yang menampakkan kepala, bahu, dan bagian atas dada orang hingga memenuhi gambar.
  • Close Up (CU) adalah pengambilan gambar yang menonjolkan bagian bahu dan kepala seseorang.
  • Exstreme Close Up (ECU) adalah pengambilan gambar sebesar mungkin pada bagian mata, mulut, dan sebagainya.
  • Big Close Up (BCU) adalah pengambilan gambar pada daerah kepala untuk menonjolkan karakter subjek.
  • One Shot adalah pengambilan gambar yang hanya menampilkan satu orang atau benda saja.
  • Two Shot adalah pengambilan gambar yang menampilkan dua orang atau benda.
  • Three Shot adalah pengambilan gambar yang menampilkan tiga orang atau benda.
  • Group Shot adalah pengambilan gambar sekelompok orang.
  • Over Shoulder Shot (OSS) adalah pengambilan gambar dua orang yang saling bertatap muka, pengambilan gambarnya melalui belakang bahu seseorang subjek.
  1. Sudut kamera (camera angel)
  • Bird Eye Viev adalah pengambilan gambar yang arah kameranya berada di atas dari objek, diumpamakan sebagai pandangan burung yang melihat dari langit.
  • Eye Level View adalah pengambilan gambar yang arah kameranya sejajar dengan objek.
  • Low Level View adalah pengambilan gambar yang arah kameranya berada lebih rendah dari objek. Pengambilan gambar dengan cara posisi jongkok atau tiarap.
4.3       Langkah Persiapan Pemotretan
  • Menyesuaikan pengaturan ASA/ISO yang terdapat pada kamera dengan ASA/ISO film.
  • Memilih subjek, baik pemandangan, benda mati atau manusia.
  • Memilih kecepatan rana agar didapatkan gambar yang menarik.
  • Memilih bukaan diafragma untuk menentukan banyaknya cahaya yang masuk serta menentukan ruang tajamnya.
  • Memilih latar belakang dari subjek foto.
  • Mengatur penempatan objek dalam bingkai gambar.
  • Menajamkan gambar atau focusing.
  • Menunggu momen yang tepat untuk memotret subjek.
4.4       Beberapa Saran Pemotretan Subjek
  • Memotret satu orang (model). Yang perlu diperhatikan dalam memotret model adalah latar belakang dan latar depan/muka model tersebut. Latar belakang jangan sampai mengacaukan fokus pandangan orang terhadap subjek. Sedangkan latar depan jangan sampai menutupi subjek.
  • Memotret dua orang. Yang perlu diperhatikan adalah ekspresi dan kenaturalan gerak dari subjek yang akan difoto.
  • Memotret tiga atau empat orang. Yang perlu diperhatikan adalah kejadian atau suatu peristiwa yang dilakukan oleh subjek yang akan difoto.
  • Memotret keluarga. Yang diperhatikan adalah ekspresi dari seluruh anggota keluarga dan kelengkapan anggota keluarga tersebut.
4.5       Pemotretan Landscape
Untuk memotret landscape atau pemandangan memerlukan beberapa teknik dasar diantaranya adalah:
  • Hukum Pertigaan
  • Gunakan kecepatan rendah agar proses pencahayaan lebih sempurna dengan fokus atau angka diafragma besar.
  • Gunakanlah tripod untuk menyangga kamera sehingga hasilnya tidak blur
  • Untuk mendapatkan gambar fokus yang tajam dapat dilakukan teknik aturan pertigaan yakni mengambil titik fokus tersebut sepertiganya saja.
4.6       Beberapa Teknik Pengambilan Gambar
  • Teknik Bluring
Untuk memotert subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah. Untuk subjek yang bergerak kecepatan rana yang diperlukan berbeda-beda. Misalkan, mobil yang melaju kencang dengan kecepatan 150 km/jam mungkin akan menjadi blur dengan kecepatan rana 1/500 detik, tapi kalau kita memotret sepeda motor dengan kecepatan 40 km/jam dengan kecepatan rana yang sama, maka sepeda motor tersebut akan diam.
  • Teknik Panning Shoot
Teknik panning shoot adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Dengan teknik ini latar belakangnya hampir sepenuhnya blur, sedangkan subjeknya relatif lebih tajam. Untuk mendapatkan hasil seperti ini dilakukan dengan cara mengikuti pergerakan subjek sebelum kita menekan tombol shutter.
  • Teknik Freezing
Teknik freezing adalah teknik membekukan gambar untuk memperlihatkan kesan gerak dengan membekukan gerakan yang sedang berlangsung. Untuk mendapat hasil gambar seperti ini digunakan kecepatan rana tinggi.
  • Teknik Zooming
Teknik zooming merupakan teknik foto untuk menampilkan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat menekan tombol shutter. Untuk mendapatkan hasil seperti ini dapat digunakan dengan kecepatan rana 1/30 detik.